Abstrak
Tanaman cocor bebek mengandung alkaloid, flavonoid, senyawa fenolik, tanin, vitamin, makro dan mikro elemen, zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, quercetin-3-diarabenoside dan kaemferol-3-glukoside. Di dalam cocor bebek terdapat flavonoid yang termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat atau sebagai obat herbal untuk mengatasi penyakit LES. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh ekstrak cocor bebek terhadap kadar TNF-α pada plasenta, tekanan darah dan albumin urine pada model mencit Balb/c lupus bunting. Mencit BALB/c betina diinjeksi pristan 0,5 ml, setelah 12 minggu dilakukan pemeriksaan ANA, jika tes positif maka mencit dibuntingkan. Mencit lupus bunting diberi ekstrak cocor bebek dengan tiga dosis yang berbeda: 10,5 mg/hari, 21 mg/hari dan 42 mg/hari secara oral setiap hari selama 10 hari masa kehamilan. Persentase TNF-α diperiksa dengan metode ELISA, MAP diperiksa dengan menggunakan COD dan albumin urin diperiksa dengan metode ELISA. Hasil penelitian yaitu ada pengaruh pemberian ekstrak cocor bebek terhadap kadar TNF-α. Dosis 10,5 mg/hari dan 42 mg/hari mempunyai kemampuan terhadap penurunan kadar TNF-α. Pada tekanan darah dan albumin urin, ekstrak cocor bebek tidak mampu menurunkan secara signifikan. Ekstrak daun cocor bebek mampu menurunkan kadar TNF-α secara signifikan. Ekstrak daun cocor bebek tidak mampu menurunkan kadar albumin urin dan tekanan darah. Obat untuk mengatasi penyakit LES sangat terbatas, oleh karena itu ekstra daun cocor bebek dapat dioalh sebagai salah satu alternatif pengobatan penyakit LES.