Abstrak
Berdasarkan data kejadian DBD yang diperoleh dari Profil Kesehatan Kota Madiun, terdapat 48 kasus dan 1 kematian pada tahun 2021, dan terjadi peningkatan kasus sebanyak 212 kasus dengan 1 kematian pada tahun 2022, dan masih terdapat 144 kasus dengan 1 kematian pada tahun 2023. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perilaku masyarakat dengan kejadian demam berdarah dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Manguharjo Kota Madiun. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian case control. Populasi penelitian adalah seluruh pasien demam berdarah dengue yang tercatat di rekam medis Kelurahan Winongo dan Kelurahan Nambangan Lor dengan periode Januari 2023-16 Februari 2024 sebanyak 29 kasus. Sampel yang digunakan sebanyak 54 responden dengan 27 kasus dan 27 kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria inklusi kasus adalah pasien pernah menderita penyakit DBD sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien pindah tempat tinggal saat penelitian dilakukan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara keberadaan pakaian yang menggantung p-value sebesar 0,013 dengan odds ratio sebesar 5,091, tidak terdapat hubungan antara jarak antar rumah p-value sebesar 0,420 dengan odds ratio sebesar 2,841, dan terdapat hubungan antara pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk dengan kejadian penularan DBD p-value sebesar 0,029 dengan odds ratio sebesar 4,038. Variabel yang memiliki risiko paling tinggi terhadap kejadian demam berdarah dengue adalah keberadaan pakaian yang menggantung. Sedangkan variabel yang memiliki risiko terkecil adalah jarak antar rumah. Oleh karena itu, diharapkan Puskesmas Manguharjo dapat melakukan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah penularan dan meminimalisir kasus demam berdarah.