Abstrak
Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020. 37,3% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga. Produksi sampah di Mamuju sendiri sekitar 1,6 ton perhari dan didominasi oleh sampah rumah tangga. Tujuan: untuk mengetahui efektifitas kombinasi mikroorganisme lokal (MOL) nasi basi dan kulit pisang kepok (Musa acuminata) sebagai aktivator pembuatan kompos. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen murni. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Juni 2023 di workshop Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Mamuju. Pengamatan suhu, pH, kadar air, warna, dan bau dilaksanakan selama 7 hari. Berat sampah 500 gram untuk setiap perlakuan. Variasi konsentrasi MOL adalah 250 ml, 500 ml dan 1000 ml dengan perbandingan 1:1 antara nasi basi dan kulit pisang. Perlakuan terhadap kontrol diberi EM4 sebagai bioaktivator. Hasil: perlakuan dengan MOL konsentrasi 250ml menunjukkan pH akhir 7, warna hitam
seperti tanah, kadar air 21%, suhu 30â°C, dan bau seperti tanah. Perlakuan dengan konsentrasi MOL 500ml Menunjukkan pH akhir 7, warna hitam seperti tanah, kadar air 23%, suhu 29â°C, dan bau seperti tanah. Perlakuan dengan Konsentrasi MOL 1000ml menunjukkan pH akhir 7, warna hitam seperti tanah, kadar air 21%, suhu 30â°C, dan bau seperti tanah. Sedangkan perlakuan dengan menggunakan EM4 membutuhkan waktu 9 hari untuk pembentukan kompos matang, dengan hasil akhir menunjukkan pH akhir 7, warna hitam seperti tanah, kadar air 22%, suhu 30â°C, dan
bau seperti tanah. Kesimpulan: Penggunaan kombinasi MOL nasi basi dan kulit buah pisang kepok lebih efektif mempercepat pengomposan dibandingkan dengan EM4. Disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan volume sampah yang lebih banyak dan melakukan pengukuran C/N rasio.